Indonesia Investments

Kopi yang dijual di dunia umumnya merupakan kombinasi dari biji yang dipanggang menurut 2 varietas pohon kopi: arabika dan robusta. Perbedaan di antara ke 2 varietas ini terutama terletak dalam rasa dan taraf kafeinnya. Biji arabika, lebih mahal pada pasar dunia, memiliki rasa yg lebih mild & memiliki kandungan kafein 70% lebih rendah dibandingkan dengan biji robusta.

Wilayah subtropis & tropis merupakan lokasi yang baik buat budidaya kopi. Oleh karena itu, negara-negara yang mendominasi produksi kopi global berada di daerah Amerika Selatan, Afrika, & Asia Tenggara.

Kopi merupakan komoditi yg diperdagangkan di bursa-bursa komoditi & futures, yang paling krusial pada London & New York. Di bawah ini, terdapat 2 tabel yang mengindikasikan lima negara penghasil kopi utama global dan 5 negara eksportir kopi utama dunia.

Lima Negara penghasil Kopi Terbesar di Dunia - Musim Tanaman 2016-2017:

1. Brasil

55,000,000

2. Vietnam

25,500,000

tiga. Kolombia

14,500,000

4. Indonesia

11,491,000

5. Etiopia

 6,600,000

Lima Negara Eksportir Kopi Terbesar di Dunia pada Musim 2016-2017:

1. Brasil

34,500,000

dua. Vietnam

23,200,000

3. Kolombia

12,800,000

4. Indonesia

 6,891,000

5. Honduras

 lima,589,000

dalam kemasan 60 kilogramSumber: International Coffee Organization

Kopi pada Indonesia

Produksi Domestik, Ekspor & Konsumsi Kopi Indonesia

Indonesia merupakan galat satu negara penghasil dan eksportir kopi paling besardi dunia. Kebanyakan hasil produksinya merupakan varietas robusta yg berkualitas lebih rendah. Indonesia pula populer karena mempunyai sejumlah kopi spesifik misalnya 'kopi luwak' (dikenal sebagai kopi yang paling mahal di dunia) dan 'kopi Mandailing' (lihat di bawah). Berkaitan menggunakan komoditi-komoditi agrikultur, kopi merupakan pembuat devisa terbesar keempat buat Indonesia setelah minyak sawit, karet & kakao.

Kopi diperkenalkan pada Nusantara oleh Belanda yang pada awalnya menanam pohon-pohon kopi di lebih kurang wilayah kekuasaan mereka pada Batavia tetapi kemudian dengan cepat mengekspansi produksi kopi ke wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat di abad ke-17 & abad ke-18. Indonesia terbukti mempunyai iklim yg hampir ideal buat produksi kopi & karenanya perkebunan-perkebunan segera didirikan di daerah-wilayah lain di Jawa, Sumatra dan pula pada Sulawesi.

Pada saat ini, perkebunan kopi Indonesia meliputi total wilayah kira-kira 1,24 juta hektar, 933 hektar perkebunan robusta dan 307 hektar perkebunan arabika. Lebih dari 90% berdasarkan total perkebunan dibudidayakan sang para petani skala nyeduh kecil yg memiliki perkebunan nisbi kecil kurang lebih 1-2 hektar, masing-masing. Berlawanan dengan pesaing seperti Vietnam, Indonesia tidak memiliki perkebunan kopi yg besar& sang karena itu menemukan lebih banyak kesulitan buat menjaga volume produksi dan kualitas yg stabil, sebagai akibatnya daya saing kopi Indonesia di pasar internasional kurang bertenaga.

Seperti yang sudah disebutkan di atas & mirip dengan super besar kopi regional Vietnam, sebagian besarhasil produksi biji kopi Indonesia merupakan varietas robusta yg berkualitas lebih rendah. Biji arabika yang berkualitas lebih tinggi kebanyakan diproduksi oleh negara-negara Amerika Selatan seperti Brazil, Kolombia, El Salvador dan Kosta Rika. Oleh karena itu, sebagian akbar ekspor kopi Indonesia (kira-kira 80%) terdiri dari biji robusta. Ekspor kopi olahan hanyalah bagian kecil berdasarkan total ekspor kopi Indonesia.

Provinsi-provinsi yg berkontribusi paling akbar untuk produksi kopi Indonesia adalah:

           Robusta

        Arabika

1. Bengkulu (Sumatra)

a. Aceh (Sumatra)

dua. Sulawesi Selatan

b. Sumatra Utara

tiga. Lampung (Sumatra)

 

Dimulai berdasarkan tahun 1960an, Indonesia sudah memperlihatkan peningkatan yg mininamun stabil pada produksi kopi dunia. Kendati begitu, menurut data menurut Badan Pusat Statistik (BPS), luas perkebunan-perkebunan kopi pada Indonesia menurun karena para petani sudah mengganti penekanan produksi mereka pada minyak sawit (misalnya minyak sawit mentah & minyak inti kelapa sawit), karet & kakao yang semuanya memberikan pendapatan yg lebih tinggi di pasar internasional. Oleh karenanya, perkebunan-perkebunan kopi - atau sebagian menurut perkebunan tadi - sudah ditransformasi menjadi perkebunan komoditi-komoditi lain.

Pada tahun 2012, kira-kira 70% berdasarkan total produksi tahunan biji kopi Indonesia diekspor, terutama kepada para pelanggan di Jepang, Afrika Selatan, Eropa Barat, & Amerika Serikat. Meskipun begitu, lantaran konsumsi domestik kopi Indonesia telah bertumbuh, jumlah ekspor telah menurun. Konsumsi kopi di Indonesia semakin tinggi dengan compound annual growth rate (CAGR) 7,7% di tahun 2011-2014. Tetap saja, pada 1,0 kilogram (data 2014), konsumsi per kapita kopi tetap rendah di Indonesia.

Produksi & Ekspor Kopi Indonesia:

 

2014

2015

2016

2017

2018

Produksi(dalam 1,000 ton)

 712

 550

 664

 669

 674¹

Ekspor(pada 1,000 ton)

 383

 350

 400¹

Ekspor(dalam milliar dollar AS)

 1.03

 1.19

 1.36¹

 

2008

2009

2010

2011

2012

2013

Produksi(pada 1,000 ton)

 698

 683

 687

 634

 748

 740

Ekspor(dalam 1,000 ton)

 491

 518

 440

 354

 520

 460

Ekspor(dalam milliar dollar AS)

 1.08

 0.89

 0.86

 1.09

 1.53

 n.a.

¹ menampakan perkiraanSumber: Asosiasi Eksportir & Industri Kopi Indonesia (AEKI)

Konsumsi Domestik Kopi pada Indonesia:

 

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017¹

Konsumpsi Nasional(pada 1,000 kemasan 60 kg)

3,333

3,584

4,042

4,167

4,333

4,500

4,600

Sumber: International Coffee Organization

Kopi-Kopi Spesial Indonesia

Selain memproduksi kopi biasa, Indonesia pula menghasilkan beberapa kopi spesial. Yang paling populer pada antara kopi-kopi khas ini adalah kopi luwak, kopi Toraja, kopi Aceh dan kopi Mandailing. Kopi jenis pertama - kopi luwak - mungking adalah jenis kopi paling terkenal lantaran dikenal menjadi kopi termahal di global. Kopi ini diekstrasi dari biji kopi yang telah melalui sistem pencernaan musang luwak Asia (fauna yang mirip kucing). Lantaran proses fermentasi spesifik di pada perut fauna tersebut (dan pula lantaran keterangan luwak sanggup menentukan butir kopi yang paling juicy) kopi ini dianggap memiliki rasa yg lebih kaya. Proses produksinya yg memerlukan poly energi kerja & kelangkaannya pada pasar internasional menyebabkan harganya menjadi mahal.

Prospek Masa Depan Kopi Indonesia

Menurut data berdasarkan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), para petani Indonesia beserta dengan kementerian-kementerian terkait berencana buat memperluas perkebunan-perkebunan kopi Indonesia, sembari meremajakan perkebunan-perkebunan lamamelalui program intensifikasi. Dengan menaikkan luas perkebunan, produksi kopi Indonesia dalam 10 tahun ke depan ditargetkan buat mencapai antara 900 ribu ton sampai 1,dua juta ton per tahun.

Disebabkan oleh meningkatnya permintaan global dan domestik, diharapkan investasi pada sektor kopi negara ini. Selain meningkatkan kuantitas biji kopi, kualitas pula diprediksi akan meningkat lantaran penemuan-penemuan teknologi. Kendati begitu, produksi kopi per hektar Indonesia masih rendah dibandingkan menggunakan negara-negara primer produsen kopi lainnya. Di 2015, Indonesia memproduksi 741 kilogram biji robusta per hektar dan 808 kilogram biji arabika per hektar. Di Vietnam, nomorini mencapai 1.500 kilogram per hektar pada di Brazil mencapai dua.000 kilogram per hektar.

Di trend panen 2014-2015, terdapat kekurangan dunia sebanyak 6,4 juta kemasan biji kopi (menyebabkan kenaikan harga kopi yang tajam pada 2014). Kekurangan ini ditimbulkan sang kombinasi konsumsi kopi yg semakin tinggi pada negara-negara berkembang & turunnya output produksi kopi sehubungan menggunakan faktor-faktor cuaca. Pada ekspresi dominan panen 2015-2016, kekurangan jumlah kopi ini mungkin menurun sebagai 3,lima juta bungkus. Kendati ada kekurangan ini, harga kopi telah melemah pada 2015 karena nilai tukar mata uang Brazil menurun tajam terhadap dollar Amerika Serikat.

Updated dalam 13 November 2017

August 02, 2022


EmoticonEmoticon